Keguguran adalah kondisi kematian fetus atau janin, sebelum mencapai usia 20 minggu kehamilan. Seringkali, keguguran juga dapat terjadi saat sang ibu belum menyadari dirinya tengah hamil. Kebanyakan, keguguran terjadi sebelum kehamilan mencapai usia 13 minggu.
Keguguran, biasanya tidak mengganggu kehamilan selanjutnya. Setiap wanita yang pernah mengalami keguguran, masih dapat hamil kembali. Namun, pada beberapa wanita yang pernah mengalami keguguran lebih dari sekali, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut, untuk mengetahui penyebab utamanya.
Gejala keguguran
Anda perlu waspada pada kehamilan Anda, jika terjadi kram pada perut seperti sedang datang bulan, diikuti dengan timbulnya bercak darah keluar dari vagina. Namun, timbulnya gejala awal tersebut bukan berarti Anda mengalami keguguran. Saat keguguran terjadi, umumnya akan mengalami pendarahan, keluarnya gumpalan darah, rasa mual dan kram pada perut.
Biasanya, keguguran tidak terjadi secara tuntas dan plasenta bisa jadi masih tertinggal di dalam rahim. Jika ini terjadi, dokter akan meminta Anda melakukan prosedur kuret untuk mengangkat jaringan yang tertinggal. Agar tak mengganggu kehamilan berikutnya dan menghindari tumbuhnya miom dalam rahim.
Setelah proses kuret, diperlukan bed rest, karena kondisi tubuh akan terasa tidak nyaman, baik dari segi fisik dan psikis. Biasanya pendarahan juga akan terjadi selama seminggu. Hindari melakukan aktivitas seksual saat pendarahan belum berhenti total.
Penyebab keguguran
Penyebab terjadinya keguguran pertama, biasanya tidak terdiagnosis, dan besar kemungkinan calon ibu dapat menjalani kehamilan berikutnya dalam kondisi sehat. Jika keguguran sudah terjadi lebih dari sekali, diperlukan pemeriksaan menyeluruh, tes darah untuk memeriksa jika terdapat masalah genetik dan kadar hormon dalam tubuh ibu.
Penyebab umum terjadinya keguguran janin adalah keabnormalan genetik, seiring dengan pertumbuhan janin. Hal ini berlaku pada keguguran yang terjadi di trimester awal kehamilan. Sebesar 60% kehamilan dini mengalami keguguran akibat kelainan genetika. Kasus lainnya, sel telur yang sudah dibuahi, salah menempelkan diri atau tidak menempel sama sekali ke rahim. Pada kondisi lain, adanya infeksi bakteri juga dapat berujung pada keguguran. Namun, jika setelah diperiksa penyebab keguguran adalah bentuk rahim yang abnormal, maka operasi dapat dilakukan, meski tidak ada jaminan kehamilan berikutnya akan berhasil.
Selain kondisi kesehatan di atas, kebiasaan konsumsi alkohol, merokok dan konsumsi obat-obatan tertentu meningkatkan risiko terjadinya keguguran. Penggunaan obat untuk mengobati malaria, jerawat hingga kanker, juga dapat menyebabkan terjadinya keguguran. Di sisi lain, aktivitas seperti berolahraga, bekerja hingga berhubungan suami istri tidak terbukti mengakibatkan keguguran.
Sebelum kembali hamil, pastikan Anda melalui setidaknya satu kali menstruasi. Cegah kehamilan, jika Anda belum datang bulan. Pasalnya, dua minggu setelah keguguran pun kehamilan dapat kembali terjadi. (PA)
Ditinjau oleh: dr. Rahajeng A.P (Konselor ASI)
ConversionConversion EmoticonEmoticon