Kurang Tidur Sebabkan Kematian?



Kurang tidur atau tidak mendapatkan istirahat yang cukup rupanya tidak hanya menyebabkan lingkaran hitam pada mata namun juga dapat dikaitkan dengan dampak kesehatan, termasuk kematian. Wah!!
Kondisi seperti ini mengingatkan kita dengan kasus yang baru saja menimpa copywriter muda di sebuah agensi periklanan , Mita Diran, yang bekerja tak kenal waktu selama 30 jam tanpa tidur.
Selain itu, dikabarkan pula kalau selama lembur, Mita mengonsumsi minuman penambah energi yang berkafein tinggi. Minuman tersebut memang dapat memberikan stimulan bagi tubuh, tetapi sifatnya hanya sementara dan sebenarnya tidak menghilangkan lelah.
Banyaknya aktivitas atau kegiatan seringkali memang membuat seseorang kesulitan membagi waktu untuk beristirahat. Belum lagi kebiasaan meminum kafein yang membuat sulit tidur nyenyak serta memengaruhi kelelahan fisik yang lantas dikaitkan dengan kematian.
 "Kurang tidur sebenarnya tidak menyebabkan kematian secara langsung. Kemungkinan besar ada faktor penyebab yang sudah ada pada diri pasien," ujar CEO Meetdoctor.com, dr. Adhiatma Gunawan.
 
"Namun halnya, kondisi kurang tidur atau bahkan tidak tidur sama sekali sangatlah berbahaya. Seandainya orang yang kurang tidur itu kemudian berkendara, maka hal itu dapat menyebabkan kecelakaan yang akan sangat membahayakan dirinya sendiri maupun pengguna jalan lainnya," tambah dr. Adhiatma.


Fatigue 
atau kondisi kelelahan kronis yang disebabkan karena kurang istirahat ditambah faktor stres yang tinggilah yang dapat menimbulkan dampak buruk saat beraktivitas, termasuk kematian. Untuk itu, aturlah waktu produktif dengan sebaik-baiknya serta jangan mengesampingkan istirahat. Minimal beristirahatlah dengan tidur selama enam hingga delapan jam sehari untuk dapat mengembalikan energi Anda sebelum melanjutkan aktivitas keesokan hari.
Previous
Next Post »